Minggu, 17 Februari 2013

Cerpen



♥Tanaman Buah Dalam Pot♥

Hai Go Green-ers~ disini kita tidak hanya nge-post berita berita, tapi kita juga nge-post cerpen^^
Cerpen ini hanya imajinasi belaka, tapi cara yang ada di cerpen ini bisa dipraktekan kok  =) lets check it out (^o^)丿
#########################################################

          Sudah seharian ini Karin pusing memikirkan halaman belakang rumahnya yang gersang dan berantakan. “Ahh.. Aku ingin sekali membuat kebun sendiri.” Karin terduduk lemas di shofa ruang tamu. Karin adalah seorang siswi kelas 8 di SMP Kartika Bangsa. Karin sebenarnya siswi yang aktif, namun dia selalu malas ketika berada di rumah. Karin tak habis habisnya memikirkan cara untuk membuat halaman belakang rumahnya menjadi hijau. “Lebih baik aku mencari referensi untuk ini” sesegera mungkin Karin membuka laptopnya dan mencari sinyal Wi-fi
          Di lain tempat, Sharon sedang membereskan buku buku fisikanya. “Aish, terlalu banyak urusan yang ku tangani. Bisakah aku lepas dari kesibukan sebentar saja? Aku ingin istirahat.” Sharon mendengus kesal dengan semua tugasnya yang menumpuk. Sharon adalah sahabat Karin, mereka sama sama anggota OSIS di SMP Kartika Bangsa. “Ah iya, bagaimana kalau tabulampot?” seru Sharon saat belenggu lomba Go green antar kelas terlintas di pikirannya. Tak berpikir panjang lagi, Sharon segera menelfon Karin
**Tuuut…Tuuut…Tuuut*
          Karin menghentikan aktivitasnya saat telfonnya berdering, “Halo, Karin?” ucap Sharon di telfon “Ya Sharon. Ada apa?” Karin berdiri dan berjalan keluar kamar. “Aku punya ide untuk lomba Go Green antar kelas. Kau mau dengar?” ucap Sharon tanpa basa basi. Karin menunduk, “Besok saja kita beritaukan teman teman. Saat ini aku sedang mengurusi halaman belakang rumah.”. “Baiklah, ya sudah. Selamat beraktifitas Bu ketua!!” ucap Sharon bersemangat lantas memutus sambungan telfonnya.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••♣♣♣••••••••••••••••••••••••••••••••

          “Huh, H-24.. Aku belum melihat perubahan signifikan di kelasku.” Karin menaruh tas di kelas dan hendak pergi ke kantin. Namun sebelum Karin sempat pergi, Zulfi memanggilnya, “hei Bu ketua, mau kita apakan kelas kita agar menang GG antar kelas?”. Karin menghela nafasnya sejenak, “Sharon punya saran sepertinya. Kemarin dia menelfonku. Mungkin nanti dia akan menerangkannya pada kita.”. Setelah mengobrol sebentar dengan Zulfi, Karin pergi ke kantin sendirian.
          Selang waktu beberapa menit Karin pergi, Sharon datang dengan membawa pohon jambu air di tangannya. “Apa ini Shar? Kenapa bisa pohon jambu air kau bawa dengan tanganmu sendiri?” Zulfi terbengong ria melihat tanaman yang Sharon bawa. Sharon terkikik melihat ekspresi Zulfi yang seperti kambing ompong. “Hei hei hei, lihat ekspresimu sekarang Zul. Kau terlihat seperti… seperti orang bodoh.” setelah berkata seperti itu, Sharon berniat lari dari terkaman Zulfi.
          Namun nihil, Sharon malah bertabrakan dengan Karin. “Ah, appoyo. Hei, becarefull Sharon.” ucap Karin dalam bahasa Korea dan Inggris. Sharon hanya meringis dan menatap Karin sejenak. Seketika Sharon menjentikkan jarinya, “Nah, kebetulan kamu berangkat pagi. Ini ide ku!” Karin terlihat heran dengan benda yang di bawa oleh Sharon. “Apa ini Shar? Pohon jambu air? ” Karin masih terheran heran melihat pot yang dibawa Sharon. Sharon mengangguk mantap didepan Karin. “Ta-bu-lam-pot… iya kan?” Karin mencoba menebak maksud Sharon. “Tepat sekali. Ternyata Karin Adyatma pintar juga.” Sharon menepuk bahu Karin. Karin membulatkan matanya, “Hei, semua orang juga sudah tau itu. Sudahlah, mari kita kerjakan.” Karin menarik Sharon keluar kelas menuju ruang BK.
          Sharon dan Karin menjelaskan tentang gagasan mereka kepada guru BK. Tak perlu waktu lama untuk gagasan mereka disetujui. Karin dan Sharon lantas berlari kembali ke kelas. Layaknya anak kecil, mereka berlari sambil melebarkan tangan mereka ke samping hingga menyerupai pesawat terbang. “Haaa~ senangnya hari ini.” Karin berseru di koridor sekolah.
          “Nah, pertama kita harus menyiapkan potnya dulu.” Sharon menerangkan seraya meletakkan pot di halaman sekolah yang sempit. “Terus?” Zulfi bertanya dengan semangat. “Kedua, media tanamnya dimasukan. Media tanam yang kita pakai ini adalah sekam, pupuk kandang dan tanah kira kira perbandingannya 2 sekam banding 2 pupuk kandang banding 1 tanah . Memasukannya cukup sampai 5 cm dari bibir pot. Setelah itu kita siram, didiamkan dulu selama dua sampai tiga hari supaya mengendap dan stabil. Oiya, potnya tadi jangan yang berlubang ya, tapi kalau berlubang tinggal ditutup pakai pecahan genting aja.” Sharon menjelaskan panjang lebar.
          Tiga hari berlalu cepat. Sharon, Karin dan teman teman sekelas mereka tengah asyik menanam. “Yap, begitu Zul. Itu tinggal dilubangi di tengah. Ukurannya harus sama lho sama polybag mu.” tegur Sharon pada Zulfi. “Siap Bu lingkungan.” Zulfi langsung melakukan apa yang dikatakan Sharon. Sharon juga menegur teman temannya yang lain. Sharon bertanya pada semua temannya, “Semuanya sudah di lubangi?”. Serentak semuanya mengangguk. “Sekarang bibitnya di lepas dari polybag nya. Tinggal digunting kok.” Sharon menjelaskan langkah berikutnya. Seluruh siswa tampaknya senang dengan kegiatan ini. Bahkan senyuman tak pernah luntur dari wajah Karin.
          “Ini kapan masuk pot?” sebagai bendahara, Irul paling cerewet di kelas. Sharon berseru, “Baiklah, kalau akarnya sudah rapi dan aman langsung aja dimasukan.” . Mereka pun mengecek akar akar bibit milik masing masing. “Yap, sudah rapi. Masukan..” Karin berbicara sendiri dengan riang. Zulfi yang sedang berada di dekat Karin pun tertawa melihat tingkah Karin. Karin yang menyadari dirinya selalu diperhatikan oleh Zulfi pun tersipu. “Don’t look at me.” Zulfi tetap terkekeh sampai Sharon menegurnya. “Zul, jangan bercanda terus. Sekarang itu di urug pakai media tanam tadi.” Sharon tak hanya mengarahkan Zulfi, namun seluruh temannya juga ia arahkan dengan intruksi yang sama. “Sampai mana nih diurug nya?” Irul tak ingin salah langkah dan akhirnya gagal. Sharon menoleh dan menjawab,“Sampai pangkal batang aja.” Irul mengacungkan ibu jarinya yang mengisyaratkan “Sip”.
          “Setelah ini siram. Terus jangan lupa ajir bambunya dipasang, supaya tidak mudah goyang kalau ditiup angin.” Sharon menerangkan seraya menyeka keringatnya yang sudah mengalir daritadi. “Selesai juga akhirnya.” Zulfi menghela nafas dan terduduk di dekat tanamannya. “Jangan lupa disiram secara teratur ya teman teman. Kita rawat bersama. Bukan hanya untuk lomba GG saja, tapi untuk sekolah kita!” Karin menyemangati seluruh teman temannya yang di jawab dengan suara riuh oleh teman temannya. “Ini bisa ku terapkan di rumah. Aku akan membuat kejutan untuh ayah dan ibu.” gumam Karin dalam hatinya.

Tidak ada komentar:

Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-widget-sharing-melayang.html#ixzz2HkCAPclo Planet Earth 3